Beranda | Artikel
Faedah-Faedah Surah Ali Imran Ayat 31 - Ayat Ujian
Senin, 8 November 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Faedah-Faedah Surah Ali Imran Ayat 31 – Ayat Ujian adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Ayat-Ayat Ahkam. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Kamis, 28 Rabiul Awal 1443 H / 4 November 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Faedah-Faedah Surah Ali Imran Ayat 31 – Ayat Ujian

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Katakanlah: ‘Apabila kalian mencintai Allah,  maka ikutilah aku. Niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai kalian dan Allah mengampuni dosa-dosa kalian.’ Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran[3]: 31)

Di antara faedah yang bisa kita ambil dari ayat ini adalah:

Pertama, bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menantang orang-orang yang mengklaim cinta kepadanya dengan timbangan yang adil ini, yaitu ittiba’-nya mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kedua,  bolehnya berbicara kepada orang yang mengklaim dengan metode tantangan. Karena ini adalah merupakan kebenaran. Seandainya dia tahu tentang hakikat dirinya, maka dia tidak akan mensifati dirinya dengan sifat tersebut. Tapi kenyataannya orang tersebutlah yang telah menghinakan dirinya. Oleh karena itu tidak usah khawatir dari menantang mereka untuk menegakkan dalil atas dakwahan-dakwahannya.

Ketiga, hal ini merupakan pembenaran terhadap sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dimana beliau bersabda:

البَيِّنَةُ عَلَى المُدَّعِي

“Bukti harus ditunjukkan oleh orang yang mengklaim.”

Kaidah ini walaupun dalam dakwahan sebagian mereka dengan yang lainnya, akan tetapi hakekatnya ini merupakan kaedah yang umum. Maka setiap orang yang mengklaim harus membuktikan adanya keterangan/bukti/dalil atas apa yang dia klaim.

Keempat, bahwa mencintai Allah merupakan tujuan bagi seluruh manusia, walaupun dia bukan orang mukmin. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku.”

Kelima, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah betul-betul utusan Allah. Karena Allah menjadikan ittiba’ kepada Rasulullah merupakan sebab mendatangkan cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hambaNya. Jadi kalau seseorang berittiba’ kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Allah mencintai orang-orang tersebut.

Keenam, semakin kuat ittiba’-nya seseorang kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka ini merupakan tanda cinta seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apabila engkau melihat seseorang mengikuti Rasul dengan sangat kuat, maka ketahuilah dia sangat mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun seseorang muslim tidak mau mengikuti sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tidak mau mempelajari sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka menunjukkan kurang cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu ayat ini disebut ‘ayat ujian’. Ayat ini membuka klaim manusia. Jika dia mengatakan ‘saya cinta Allah’ tapi tidak mengikuti sunnah, maka klaimnya palsu.

Ketujuh, mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan sebab mendapatkan cinta Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Ikutilah aku niscaya Allah mencintai kalian.”

Kita semua ingin dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita tidak mau dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ada jalan yang apabila kita lalui maka mendapatkan cinta Allah, yaitu mengikuti sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kedelapan, seyogyanya seseorang memberikan jawaban kepada yang lain lebih banyak dari pertanyaannya apabila ada kebutuhannya. Mendapatkan cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sesuatu yang sangat besar, bahkan lebih daripada permintaan. Tidak ada seseorang yang dicintai oleh Allah melainkan dia pasti cinta Allah.

Kesembilan, ayat ini menetapkan kecintaan antara hamba dan Rabbnya dari dua arah. Dan ayat ini juga menetapkan bahwa Allah mencintai manusia dengan cinta hakiki yang tidak boleh ditakwil dengan pahala atau yang lainnya.

Kesepuluh, buah yang besar dengan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kesebelas, seseorang apabila beramal dengan sebuah amalan, hendaknya dia menghadirkan rasa bahwa dia betul-betul sedang mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan amalan tersebut.

Keduabelas, balasan sesuai dengan jenis amalan. Allah menjadikan ittiba’ merupakan dalil tentang kebenaran dakwahan cintanya. Kemudian Allah menjadikan balasan sesuai dengan jenisnya. Dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai hamba tersebut.

Ketigabelas, mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan sebab mendapatkan ampunan Allah dari dosa.

Keempatbelas, kesempurnaan dari ihsanNya Allah. Karena Allah membalas amalan lebih banyak dari amalan hamba itu. Karena orang yang mengikuti Rasul mendapatkan dua hal; cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ampunan dari dosa.

Kelimabelas, penetapan dua nama Allah dan apa yang dikandung dari sifatNya, yakni Al-Ghafur dan Ar-Rahim. Di antara hal yang sudak maklum bahwa setiap nama dari nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan maknanya yang khusus. Akan tetapi terkumpulnya dua nama menunjukkan ada makna yang ketiga, yaitu terkumpulnya antara ampunan dosa dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah mengumpulkan antara perbuatan baik Allah kepada hamba-hambaNya, penjagaan Allah dari dosa-dosa serta pengaruhnya dari ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari Download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian Tentang Ayat Ujian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51002-faedah-faedah-surah-ali-imran-ayat-31-ayat-ujian/